-
Waspada Politisasi Indonesia Gelap Manfaatkan Isu Penolakan UU TNI dan RUU Polri
Oleh: Dita Aida Putri )* Polemik revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) serta wacana penyusunan ulang Undang-Undang Kepolisian (RUU Polri) kini menjadi sorotan dalam lanskap perdebatan kebangsaan. Dinamika ini memang bagian dari demokrasi, namun narasi yang berkembang menunjukkan kecenderungan mengarah pada provokasi yang membahayakan stabilitas nasional.Penolakan yang dilandasi sentimen emosional tanpa pemahaman komprehensif terhadap…
-
Revisi UU TNI dan RUU Polri, Perkuat Ketahanan Nasional dan Tingkatkan Profesionalisme Personil
Oleh: Caleb Setiawan )* Polemik mengenai revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) dan wacana Rancangan Undang-Undang Kepolisian (RUU Polri) berkembang bukan sekadar sebagai perdebatan hukum, tetapi telah memasuki ranah yang lebih luas dan kompleks. Gelombang penolakan yang muncul belakangan ini bukan hanya dibentuk oleh perbedaan pendapat, melainkan tampak diarahkan oleh narasi provokatif yang mengancam…
-
Lawatan Presiden Prabowo ke Mesir Perkuat Kerjasama Strategis Dua Negara
Kairo, Mesir – Kunjungan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto ke Republik Arab Mesir merupakan langkah strategis yang membuktikan komitmen kuat pemerintah dalam memperluas diplomasi internasional yang berdampak nyata. Dalam kunjungan kenegaraan awal pekan ini, Presiden Prabowo disambut secara resmi oleh Presiden Republik Arab Mesir, Abdel Fattah El-Sisi di Istana Al Ittihadiya, Kairo. Penyambutan ini mencerminkan…
-
Kunjungan Presiden Prabowo ke Mesir, Bahas Geopolitik dan Perdamaian Gaza
Jakarta – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melakukan kunjungan kenegaraan ke Mesir pada akhir pekan ini sebagai bagian dari upaya diplomatik untuk memperkuat hubungan bilateral serta membahas isu-isu penting kawasan, termasuk konflik berkepanjangan di Gaza.Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto tiba di Kairo, Mesir, pada Jumat malam, 11 April 2025, sekitar pukul 19.25 waktu setempat, setelah…
-
Presiden Prabowo Manfaatkan Kunjungan ke Timur Tengah untuk Perkuat Kerja Sama Strategis
Oleh : Ricky Rinaldi )* Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Timur Tengah khususnya Mesir pada April 2025 bukan sekadar lawatan diplomatik biasa. Di tengah dinamika geopolitik global yang terus bergerak, Indonesia menunjukkan posisinya sebagai negara yang tidak hanya tangguh di dalam negeri, tetapi juga aktif menjalin kemitraan strategis di tingkat internasional. Kunjungan ini menandai babak…
-
Kunjungan Luar Negeri Presiden Prabowo Perkuat Hubungan Indonesia dengan Mitra Kerja StrategisOleh : Aristika Utami
Sejak resmi dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto menunjukkan komitmen kuat untuk menempatkan Indonesia sebagai aktor penting dalam percaturan global. Salah satu langkah strategis yang menonjol adalah serangkaian kunjungan luar negeri yang dilakukannya dalam beberapa bulan pertama masa kepemimpinannya. Kunjungan-kunjungan ini bukan hanya simbolis, melainkan merupakan wujud dari diplomasi aktif dan terukur guna memperkuat…
-
Pemerintah Daerah Komitmen Dukung Program Swasembada Pangan Nasional
Barito Utara, Kalteng — Pemerintah Daerah (Pemda) menegaskan dukungan total terhadap program swasembada pangan nasional yang kini menjadi prioritas utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Program ini merupakan langkah strategis dalam membangun kemandirian ekonomi nasional dan memperkuat ketahanan pangan jangka panjang. Presiden Prabowo Subianto secara tegas menyampaikan bahwa arah pembangunan Indonesia kini berfokus pada swasembada pangan,…
-
Pemerintah Terapkan Replanting Lahan dalam Program Swasembada Pangan
JAKARTA – Pemerintah Indonesia terus mengoptimalkan langkah-langkah untuk mencapai swasembada pangan pada 2027, dengan berbagai strategi untuk mempercepat pencapaiannya. Salah satunya adalah melalui replanting atau peremajaan lahan perkebunan kelapa sawit. Langkah ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan pangan yang lebih baik dan mendukung keberlanjutan industri perkebunan. Salah satu inisiatif penting dalam mewujudkan swasembada pangan adalah kolaborasi…
-
Kesiapan Infrastruktur Bendungan PastikanSuplai Air untuk Wujudkan Program Swasembada Pangan
Oleh: Safrudin Mu’is *) Pembangunan infrastruktur bendungan menjadi salah satu agenda utama dalammemastikan ketahanan pangan nasional. Pemerintah, melalui berbagai proyekstrategisnya, telah menunjukkan komitmen penuh dalam mewujudkan swasembadapangan. Keberadaan bendungan tidak hanya menjamin ketersediaan air bagi sektorpertanian, tetapi juga mendukung ekosistem energi terbarukan serta meningkatkankesejahteraan masyarakat sekitar. Dengan semakin banyaknya bendungan yang siapdioperasikan, langkah konkret menuju kemandirian pangan semakin nyata. PT Waskita Karya (Persero) Tbk, sebagai salah satu BUMN konstruksi, telahmenyelesaikan pembangunan dua bendungan strategis, yaitu Bendungan Rukoh di Aceh dan Bendungan Jlantah di Jawa Tengah. Kedua bendungan ini akan segeradiresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto dan diyakini mampu meningkatkanproduktivitas pertanian di wilayahnya masing-masing. Pembangunan infrastruktur inisejalan dengan Asta Cita Presiden, yang menitikberatkan pada kemandirian bangsa, termasuk dalam sektor pangan. Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menjelaskan bahwaBendungan Rukoh dirancang untuk mengairi lahan irigasi seluas 11.950 hektardengan pola tanam yang intensif, sehingga memungkinkan petani untukmeningkatkan hasil panennya secara signifikan. Sementara itu, Bendungan Jlantahakan mendukung suplai air bagi lahan seluas 1.494 hektar di Kecamatan Jatiyosodan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar. Dengan meningkatnya Indeks Pertanamandi daerah tersebut, produktivitas pertanian diharapkan dapat meningkat secaraberkelanjutan. Infrastruktur ini menjadi bukti nyata bahwa pemerintah hadir untukmendukung para petani dan memastikan ketahanan pangan nasional tetap terjaga. Selain sebagai sumber irigasi, kedua bendungan ini juga memiliki peran dalampenyediaan air baku dan energi. Seperti halnya Bendungan Rukoh mampumenyediakan air baku sebanyak 0,90 meter kubik per detik dan berpotensi menjadiPembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 140 megawatt. Di sisi lain, Bendungan Jlantah dapat menyuplai air baku hingga 150 liter per detik sertaberpotensi menghasilkan energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLMTH) sebesar 0,625 megawatt. Dengan demikian, proyek ini tidak hanya mendukungsektor pertanian, tetapi juga berkontribusi pada ketersediaan energi hijau. Pemerintah, melalui Kementerian BUMN berupaya mendorong pembangunaninfrastruktur bendungan sebagai bagian dari strategi besar dalam mencapaiswasembada pangan. Pembangunan bendungan tidak hanya sekadar membangunwaduk air, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. PT Waskita Karya, sesuai dengan arahan pemerintah, turut memastikan bahwa proyek-proyek ini menyerap tenaga kerja lokal, sehingga memberikan manfaat ekonomiyang lebih luas bagi masyarakat. Selain Bendungan Rukoh dan Jlantah, PT Waskita Karya juga masih mengerjakanbeberapa proyek bendungan lainnya, seperti Bendungan Bener, Tiga Dihaji, Mbay, Jragung, Cibeet, dan Karangnongko. Sepanjang tahun 2024, beberapa bendunganstrategis telah diresmikan, termasuk Bendungan Karian pada Januari, Margatiga danLeuwikeris pada Agustus, serta Temef pada Oktober. Semua proyek ini menunjukkankeseriusan pemerintah dalam membangun infrastruktur yang mendukung ketahananpangan dan air. Sementara itu, Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, menilai bahwa dengan alokasi anggaran yang tepat, target swasembadaberas dapat dicapai dengan mudah. Pemerintah telah menyiapkan berbagaiinstrumen kebijakan, termasuk anggaran untuk Kementerian Pertanian danKementerian Pekerjaan Umum, serta subsidi yang memastikan sawah dapat ditanamisecara optimal. Dengan langkah-langkah konkret ini, pemerintah tidak hanyamengejar swasembada dalam jangka pendek, tetapi juga memastikankeberlanjutannya dalam jangka panjang. Namun, keberlanjutan swasembada pangan tidak hanya bergantung padapembangunan infrastruktur bendungan. Khudori menekankan bahwa pemerintahjuga harus memastikan adanya anggaran yang cukup untuk menjaga produktivitaspertanian dari tahun ke tahun. Selain itu, penting bagi pemerintah untukmengoptimalkan lahan pertanian yang sudah ada, seperti proyek food estate di Merauke. Fokus utama seharusnya pada peningkatan efisiensi lahan yang sudahtersedia sebelum membuka lahan baru. Dengan cara ini, keseimbangan antaraproduksi pangan dan pelestarian lingkungan dapat terjaga. Langkah lain yang juga perlu diperhatikan adalah perlindungan terhadap lahanpertanian produktif. Konversi lahan pertanian menjadi kawasan non-pertanian harusdikendalikan agar tidak mengurangi kapasitas produksi pangan nasional. Pemerintahharus memastikan bahwa setiap kebijakan terkait penggunaan lahan tetap berpihakpada ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. Di sisi lain, peningkatan produktivitas pertanian juga perlu didukung oleh riset danpengembangan (R&D). Dengan inovasi di bidang pertanian, produktivitas lahandapat terus meningkat tanpa harus membuka lahan baru. Penguatan investasi di bidang penelitian pertanian perlu dilakukan agar Indonesia dapat menghasilkanvarietas unggul, teknologi irigasi yang lebih efisien, serta sistem pertanian yang lebihadaptif terhadap perubahan iklim. Keberhasilan proyek-proyek bendungan seperti Rukoh dan Jlantah menunjukkanbahwa pemerintah telah berada di jalur yang benar dalam memastikan ketahananpangan nasional. Dengan kombinasi kebijakan yang tepat, optimalisasi lahanpertanian, serta dukungan terhadap riset dan inovasi, Indonesia semakin dekatmenuju kemandirian pangan yang berkelanjutan. Pemerintah telah bekerja kerasuntuk memastikan ketersediaan air bagi pertanian, dan dukungan penuh dariberbagai pihak akan semakin mempercepat pencapaian tujuan swasembada pangan. *) Peneliti dari Pancasila Madani Institute
-
Sinergi Pemerintah dan Kadin Wujudkan Swasembada Pangan
Oleh: Eleine Pramesti *) Swasembada pangan merupakan tujuan strategis yang ingin dicapai oleh Indonesia demi mewujudkan ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan pangan. Dengan populasi yang terus bertambah, kebutuhan pangan semakin meningkat, pemerintah bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) berperan penting dalam menciptakan sistem pangan yang berkelanjutan dan mandiri. Kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha menjadi kunci dalam membangun ekosistem pertanian yang kuat, inovatif, dan berdaya…