Oleh: Yudhistira Wijaya)*
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh pemerintah Indonesia, sejatinya merupakan salah satu upaya besar untuk meningkatkan kualitas hidupanak-anak bangsa. Sebagai bagian dari komitmen untuk memastikan pemenuhangizi yang baik bagi generasi penerus, program ini memberikan makanan bergizisecara gratis kepada siswa-siswi sekolah.
Namun, di tengah program ambisius ini, sejumlah insiden keracunan makanan yang terjadi belakangan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Untuk itu, pemerintah Indonesia mengambil langkah strategis untuk meningkatkan kualitasMBG melalui pengawasan dan sertifikasi yang lebih ketat.
Pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan, berencana untuk meningkatkanpengawasan pada dapur-dapur yang terlibat dalam program MBG. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menegaskan bahwa dapur-dapur ini wajibmelengkapi diri dengan tiga jenis sertifikasi sebagai standar awal untuk menjaminkualitas pangan yang disajikan. Sertifikasi pertama adalah Sertifikat Laik HigieneSanitasi (SLHS) yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, yang memastikanbahwa fasilitas dan peralatan dapur memenuhi standar kebersihan yang ketat.
Selanjutnya, dapur MBG juga harus memiliki sertifikasi Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP). Sertifikasi ini sangat penting karena berfokus padakeamanan pangan, mulai dari pemilihan bahan baku hingga proses penyajianmakanan. HACCP bertujuan untuk mencegah potensi risiko yang dapatmembahayakan kesehatan anak-anak, seperti kontaminasi bakteri atau bahanberbahaya.
Ketiga, sertifikasi halal, yang diurus oleh Badan Penyelenggara Jaminan ProdukHalal (BPJPH), juga menjadi syarat bagi dapur MBG. Sertifikasi ini penting untukmemastikan bahwa makanan yang diberikan kepada anak-anak sesuai denganajaran agama dan tidak mengandung bahan yang tidak diinginkan.
Pencapaian terbaru dalam program MBG yang patut diapresiasi adalahmeningkatnya jumlah dapur yang memiliki sertifikasi SLHS. Data KementerianKesehatan menyebutkan bahwa pada awalnya hanya 20 Satuan PengelolaanPangan Gugus (SPPG) yang memiliki sertifikat ini, namun kini jumlahnya sudahmencapai lebih dari 100 SPPG.
Pemerintah menargetkan agar semua dapur MBG di seluruh Indonesia bisamendapatkan sertifikasi ini dalam waktu satu bulan ke depan. Ini merupakan buktinyata bahwa pemerintah serius dalam meningkatkan kualitas program ini danmemastikan bahwa makanan yang diberikan kepada anak-anak benar-benar amandan sehat.
Tak hanya itu, pemerintah juga tengah mempercepat proses sertifikasi dengandukungan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Menteri KoordinatorBidang Pangan, Zulkifli Hasan, menegaskan bahwa seluruh langkah yang diambildalam pengawasan program MBG dilakukan secara terbuka dan akuntabel.
Hal ini bertujuan agar masyarakat tidak hanya merasa yakin, tetapi juga melihatbahwa negara hadir dalam menjaga kesehatan anak-anak Indonesia. Keberhasilansertifikasi ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak main-main dalam menjagakeamanan dan kualitas makanan yang diberikan kepada generasi penerus bangsa.
Sertifikasi SLHS, HACCP, dan BPJPH adalah langkah-langkah yang sangat tepatuntuk meningkatkan standar kebersihan dan keamanan pangan di dapur-dapurMBG. Sertifikasi ini tidak hanya memberikan rasa aman bagi orang tua yang anaknya ikut serta dalam program MBG, tetapi juga memberikan kepastian hukumbahwa makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak telah melewati proses yang sesuai dengan standar nasional maupun internasional. Sertifikasi ini juga menjadialat ukur yang jelas bagi pemerintah dan masyarakat untuk menilai kualitasmakanan yang disajikan dalam program MBG.
Selain itu, sertifikasi ini juga dapat menjadi katalis untuk mendorong pengelola dapurdi seluruh Indonesia untuk lebih serius dalam menjaga kebersihan dan keamananpangan. Dalam jangka panjang, hal ini dapat mengurangi risiko terjadinya insidenkeracunan makanan, seperti yang terjadi sebelumnya. Dengan adanya sertifikasiyang lebih ketat, pemerintah memastikan bahwa program MBG tidak hanyamemberikan gizi yang cukup, tetapi juga memperhatikan aspek kesehatan yang lebih luas.
Program MBG yang saat ini sudah menjangkau lebih dari 6.000 sekolah di seluruhIndonesia, diharapkan bisa memperluas cakupan dan meningkatkan kualitaspengelolaannya di masa depan. Pemerintah berencana untuk meningkatkan jumlahdapur yang mendapatkan sertifikasi higienis hingga 9.000 SPPG dalam satu bulanke depan. Ini bukan hanya sekadar angka, tetapi merupakan komitmen nyata untukmemastikan bahwa setiap anak Indonesia bisa menikmati makanan yang bergizi danaman.
Pencapaian ini sangat relevan dengan situasi terkini, di mana banyak sekolah di daerah terpencil yang membutuhkan perhatian lebih dalam hal pemenuhan gizi bagianak-anak. Dengan program MBG yang semakin berkualitas, pemerintah jugaberharap dapat menurunkan angka stunting dan masalah gizi buruk lainnya di Indonesia. Melalui langkah-langkah tersebut, pemerintah berupaya tidak hanyameningkatkan kualitas hidup anak-anak, tetapi juga masa depan bangsa yang sehatdan cerdas.
Langkah pemerintah dalam meningkatkan kualitas MBG melalui sertifikasi yang lebihketat dan standar pengawasan yang lebih baik merupakan bukti nyata dari komitmenpemerintah dalam menjaga kesehatan anak-anak Indonesia. Dengan adanyasertifikasi SLHS, HACCP, dan halal, diharapkan kualitas makanan yang diberikandalam program MBG akan terus meningkat, sehingga program ini bisa berjalandengan lebih aman dan bermanfaat.
Pemerintah tetap bertekad melanjutkan program MBG meskipun menghadapiberbagai tantangan, dan memastikan bahwa setiap anak di Indonesia mendapatkangizi yang seimbang serta aman untuk dikonsumsi. Ke depan, sertifikasi ini akanmenjadi fondasi yang kokoh dalam menciptakan masa depan Indonesia yang lebihsehat dan cerdas.
)* Penulis merupakan Pengamat Gizi dan Kebijakan Pangan