Jakarta — Presiden Prabowo Subianto berjanji meningkatkan sanitasi dapur program
Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan peralatan modern untuk mencegah terjadinya keracunan. Hal itu ia tegaskan menyusul sejumlah kasus keracunan makanan di beberapa wilayah.
Dia menyatakan bahwa semua dapur MBG harus dilengkapi dengan peralatan sanitasi modern, seperti alat pencuci ompreng dengan sinar ultraviolet, filter air, dan test kit untuk uji keamanan makanan sebelum dikirim ke penerima manfaat.
“Semua dapur nanti harus dilengkapi alat-alat cuci ompreng yang benar-benar kuat, dengan ultraviolet atau gas, atau air yang sangat panas. Filter air harus ada, test kit sebelum dikirim makanan harus ada. Semua dapur juga harus punya tukang masak yang terlatih,” tegas Presiden Prabowo.
Presiden Prabowo mengungkapkan capaian signifikan dari program MBG yang telah menjangkau hampir 30juta penerima manfaat di seluruh Indonesia. Meski demikian, ia mengakui perlu kerja keras untuk menangani kekurangan dalam pelaksanaan program tersebut.
“Bukan penyimpangan yang disengaja, tapi katakanlah deviasi. Ini cukup membanggakan, tapi tentu kita ingin sama sekali tidak ada keracunan. Karena itu, kita terus kerja keras [membenahi],” ungkapnya.
Kasus keracunan yang menimpa anak-anak di berbagai daerah belakangan ini membuat pemerintah bergerak cepat memperbaiki pelaksanaan program MBG. Percepatan sertifikasi dapur atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) kini menjadi pekerjaan besar di lapangan.
Ribuan dapur kini dikebut untuk wajib memiliki Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS) dan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), yang merupakan standar internasional dalam manajemen keamanan pangan.
Di samping dua sertifikasi utama tersebut, pemerintah juga mewajibkan dapur MBG mengantongi sertifikasi halal. Dengan demikian, makanan yang disajikan tidak hanya bersih dan aman, tetapi juga sesuai prinsip halal.
Kendati banyak dapur MBG yang belum memiliki sertifikasi, namun di lapangan juga terdapat banyak dapur MBG yang sudah menerapkan sistem sanitasi modern dan layak dijadikan contoh, salah satunya SPPG Polri di Jalan Siaga, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Kepala SPPG Polri Pejaten, M. Iqbal Salim menegaskan, sanitasi Adalah prioritas utama. Proses pencucian alat masak hingga ompreng (food tray) dilakukan secara berlapis.
“Wastafel pertama itu air panas dan sabun, untuk melunturkan sisa lemak dan minyak. Wastafel kedua untuk menghilangkan sabun, lalu di wastafel ketiga dibilas dengan air mengalir. Setelah itu, alat dikeringkan dengan oven, sekaligus membunuh bakteri,” jelas Iqbal.
Dia menerangkan, sanitasi di SPPG Polri diawasi rutin oleh Dinas Kesehatan lewat Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL). Selain itu, fasilitas tersebut sudah dilengkapi dengan berbagai sertifikat mumpuni mulai dari SLHS, ISO 2018, HACCP, Good Manufacturing Practices (GMP), British Retail Consortium (BRC), hingga sertifikat halal.
“Seluruh rangkaian produksi dan distribusi sudah menerapkan SOP dari Badan Gizi Nasional. Kami berkomitmen menjaga kualitas makanan agar tetap higienis, bergizi, dan layak konsumsi,” terang Iqbal.
.